Beranda | Artikel
Setiap Nikmat Berasal dari Allah
1 hari lalu

Setiap Nikmat Berasal dari Allah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 8 Rabiul Awwal 1447 H / 1 September 2025 M.

Kajian Tentang Setiap Nikmat Berasal dari Allah

Kisah Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam dalam Al-Qur’an mengandung banyak pelajaran berharga, terutama terkait nikmat dan cara mensyukurinya.

Faedah kedua, Setiap Nikmat Berasal dari Allah

Seorang hamba wajib meyakini dan mengakui bahwa segala nikmat, sekecil apa pun, datangnya hanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah pondasi tauhid seorang hamba. Nabi Sulaiman, meskipun dikaruniai kerajaan megah dan kekuasaan yang tak tertandingi, senantiasa menyandarkan semua itu kepada Allah. Sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata, ‘Wahai manusia, kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata.`” (QS. An-Naml[27]: 16)

Keyakinan ini ditegaskan dalam banyak ayat lain, di antaranya:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah.” (QS. An-Nahl[16]: 53)

Oleh karena itu, seorang hamba boleh menampakkan nikmat tersebut sebagai bentuk syukur, bukan untuk berbangga diri.

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).” (QS. Ad-Dhuha[93]: 11)

Faedah ketiga, Nikmat Harus Menjadikan Hamba Semakin Rendah Hati (Tawadhu)

Semakin besar nikmat yang diterima, seharusnya semakin besar pula rasa rendah hati seorang hamba di hadapan Allah dan sesama makhluk. Nabi Sulaiman adalah teladan terbaik dalam hal ini. Ketika bala tentaranya yang terdiri dari jin, manusia, dan burung melewati sebuah lembah semut, beliau mendengar ucapan seekor semut yang memerintahkan koloninya untuk masuk ke sarang agar tidak terinjak.

Mendengar hal itu, Nabi Sulaiman tidak merasa sombong atas kemampuannya memahami bahasa binatang. Sebaliknya, beliau tersenyum dan langsung berdoa:

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

“Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, ‘Ya Rabbku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.`” (QS. An-Naml[27]: 19)

Doa ini menunjukkan puncak ketawadhuan. Beliau langsung memohon kepada Allah agar diberi kemampuan untuk bersyukur, beramal shalih, dan dimasukkan ke dalam golongan hamba yang shalih. Sikap ini sangat kontras dengan sebagian orang yang baru diberi sedikit kelebihan harta atau jabatan sudah diliputi kesombongan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ تَوَاضَعَ لِلهِ رَفَعَهُ اللهُ وَمَنْ تَكَّبَرَ وَضَعَهُ اللهُ

“Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Dan siapa yang sombong, maka Allah akan merendahkannya.” (HR. Muslim)

Di era media sosial, sikap tawadhu ini menjadi semakin penting untuk dijaga, agar tidak terjerumus dalam pamer (riya) atas harta maupun ilmu yang dimiliki, karena kesombongan adalah sifat yang sangat dibenci Allah.

Faedah keempat, Mensyukuri Nikmat Adalah Sebab Bertambahnya Nikmat

Doa Nabi Sulaiman di atas juga mengandung pelajaran bahwa syukur adalah kunci untuk menambah dan menjaga nikmat. Beliau memohon agar dianugerahi kemampuan untuk bersyukur. Ini menunjukkan bahwa kemampuan bersyukur itu sendiri adalah sebuah nikmat dan taufik dari Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji dalam firman-Nya:

… لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim[14]: 7)

Kisah Nabi Sulaiman mengajarkan bahwa puncak dari segala karunia adalah kemampuan untuk mensyukurinya dengan hati yang tulus, lisan yang memuji, dan anggota tubuh yang taat dalam beramal saleh.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Mari turut membagikan link download kajian “Setiap Nikmat Berasal dari Allah” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55530-setiap-nikmat-berasal-dari-allah/